Malam ini badanku panas sekali. Sejak sore aku sudah berbaring saja di tempat tidur. Badanku terasa lemah sekali. Antara sadar dan tidak, Destin datang ke kamarku untuk meminta dikeloni. Dia ingin tidur didekapanku.
Beberapa kali tangannya yang bersentuhan dengan tanganku bergerak-gerak untuk menghindari rasa panas yang berasal dari tanganku. Tak lama kemudian Destin mulai bertanya:
Destin: “Mama Sakit? Kok badannya panas?”
Mama: “Iya”
Destin: “Aku panggilkan papa, ya?”
Mama: “Tidak usah. Ayo! Tidur saja.”
Destin: “Ooh...”
Kembali Destin memejamkan mata. Tangannya terus bergerak-gerak karena tidak nyaman bersentuhan dengan tanganku yang panas sekali.
Destin: “Ma? Aku panggil papa, ya?”
Mama: “Ada apa?”
Destin: “Mama panas.”
Mama: “Tidak usah. Ayo! Waktunya bobok”
Destin: “Aku minum dulu, ya?”
Mama: “Itu ... mama sudah siapkan minum di meja.”
Destin: “Aku mo minum yang di bawah, kok, ma.”
Mama: “Jangan lama-lama, ya ...”
Destin: “Iya.”
Dan tak lama kemudian Destin datang sambil menarik tangan papanya dan meminta papa melihat keadaanku.
Papa: “Kenapa?’
Mama: “Tidak ada apa-apa.”
Destin: “Badan mama panas, pa. Obatku mana? Kasih obatku aja biar nggak panas.”
Ah, aku terharu sekali melihat perhatian Destin.
Beberapa kali tangannya yang bersentuhan dengan tanganku bergerak-gerak untuk menghindari rasa panas yang berasal dari tanganku. Tak lama kemudian Destin mulai bertanya:
Destin: “Mama Sakit? Kok badannya panas?”
Mama: “Iya”
Destin: “Aku panggilkan papa, ya?”
Mama: “Tidak usah. Ayo! Tidur saja.”
Destin: “Ooh...”
Kembali Destin memejamkan mata. Tangannya terus bergerak-gerak karena tidak nyaman bersentuhan dengan tanganku yang panas sekali.
Destin: “Ma? Aku panggil papa, ya?”
Mama: “Ada apa?”
Destin: “Mama panas.”
Mama: “Tidak usah. Ayo! Waktunya bobok”
Destin: “Aku minum dulu, ya?”
Mama: “Itu ... mama sudah siapkan minum di meja.”
Destin: “Aku mo minum yang di bawah, kok, ma.”
Mama: “Jangan lama-lama, ya ...”
Destin: “Iya.”
Dan tak lama kemudian Destin datang sambil menarik tangan papanya dan meminta papa melihat keadaanku.
Papa: “Kenapa?’
Mama: “Tidak ada apa-apa.”
Destin: “Badan mama panas, pa. Obatku mana? Kasih obatku aja biar nggak panas.”
Ah, aku terharu sekali melihat perhatian Destin.
2 comments:
asyiknya punya suster pribadi
destin bener2 sayang mama nih.. :)
Post a Comment