Saturday, July 25, 2009

Sepenggal cerita Kedua - persiapan destin menyintai Binbin


Masih tentang relasi kakak beradik. Menyiapkan Destin menjadi kakak yang baik, membuatku harus mengatur strategi. (Aku memang terbiasa merencanakan setiap tindakan yang aku lakukan.)
Setelah berhasil membuat Destin mencintai calon adeknya yang masih di kandungan, pada kehamilan kesembilan, aku mulai membicarakan tentang kehadiran adeknya yang sebentar lagi nyata berada di depannya.
Aku mulai dengan menceritakan tentang mamanya yang akan tidur dengan adek bayi. Langkah pertama ini akau lakukan karena sudah 5 bulan ini Destin tidur sendiri. aku takut dia merasa tersisih jika aku tidur dengan adeknya sementara dia tidur sendiri.
Aku menceritakan tentang makanan bayi yang hanya berupa asi. Kebiasaan-kebiasaan perawatan bayi pun aku terangkan padanya, sebatas kemampuan Destin yang baru 3,5 tahun mencerna. Juga tentang keterbatasan aktivitas mamanya, berapa lama itu akan berlangsung dan mengapa.
Destin kecil mencerna cukup banyak informasi yang aku berikan. Pada hari kelahiran adeknya, aku memintanya bermain di sebelah sambil menunggu adeknya lahir. Aku melahirkan di rumah. Ketika Binbin lahir dan menangis, Destin langsung berlari ke kamar dan mencium adeknya. Dia senang sekali bertemu adeknya. Dia bangga memiliki adek laki-laki. Komentar pertamanya saat itu sangat sulit dilupakan, “Asyik! Aku punya teman bermain sepak bola! Ayo dek, kita maen!”
Usahaku berhasil. Pada bulan pertama, aku tidak mendapatkan perlawanan atau pertentangan dari Destin ketika hanya mengurus adeknya. Keberhasilan ini juga berkat ketelatenan papanya yang 100% ada untuk Destin sehingga Destin tidak merasa tersisihkan.
Tepat setelah selapan hari (36 hari), aku kembali menjadi mama Destin yang selalu ada untuknya, berjuang keras menyingkirkan rasa iri, cemburu, atau pertentangan yang biasa dialami ibu-ibu yang memiliki anak kedua tatkala anak pertamanya masih sangat membutuhkan kasih sayang. Tak jarang aku mengalah dan memberikan susu botol pada adeknya ketika sang kakak sedang mencari perhatian. Aku ingin destin berfikir bahwa aku tetap 100% ibunya, tanpa harus berbagi dengan adeknya.
Begitulah rahasiaku memiliki 2 anak dengan selisih umur yang relatif dekat. Jika rekan-rekan berencana memiliki anak lagi dengan selisih yang sangat dekat (mungkin dengan alasan repot sekaligus atau ingin memiliki keluarga besar), aku kira lebih baik tangguhkan dulu niat itu. Karena tak pernah mudah bagi anak kita. Meskipun sang anak sudah merengek meminta adek. Banyak sekali kasus kekerasan kakak kecil pada adek bayinya, mulai dari membekap bayi dengan bantal, manarik kaki mungilnya, memukul bayi, atau yang lainnya karena orang tua yang kurang bijak dalam menyiasati kebutuhan paling dasar anak , yaitu ingin dicintai tanpa berbagi. Pada usia balita, anak hanya mengenal aku dan aku, tak pernah mengenal arti kita dan kita.

0 comments:

Post a Comment

Back to

 

Sharing Mama Susi Copyright © 2009 Cosmetic Girl Designed by Ipietoon | In Collaboration with FIFA
Girl Illustration Copyrighted to Dapino Colada