Jujur, ini adalah bagian dari kegelisahanku selama ini. Pencarian yang panjang dengan banyak usaha, do’a, dan terutama ... MIMPI. Ya. Apalah artinya masa depan tanpa mimpi?
Beberapa tahun ini, kurang lebih 5 tahun, aku mulai gelisah. Aku bukan termasuk pribadi yang puas berdiam diri di sangkar emas dengan uang sekian untuk belanja dan menyenangkan hidup. Aku juga bukan pegawai yang baik karena aku merasa ditakdirkan menjadi seorang pengusaha (catat: BOS) besar. Itulah kepercayaanku, dan asaku.
Aku sangat mencintai ilmu baru. Jika gitar adalah istri kedua suamiku, maka buku adalah suami keduaku. Berjam-jam dalam satu hari aku bercengkrama dengan buku. Aku bersahabat dengan loper koran dan majalah. Topik favoritku adalah tentang wirausaha. Ide-ide kreatif terkumpul berjejalan di 3 almari bukuku. Aku ingin memulai usaha. “Aku ingin menjadi someone, not anyone!”
Masalahnya adalah, semakin banyak panduan yang kita gunakan, semakin jauh kita tersesat. Bagitu banyaknya ilmu wirausaha yang aku miliki membuatku tak jua memulai usaha. Ibarat tersesat di belantara ide. :)
Pilah-memilah adalah kegiatan pertama yang sering aku lakukan. Aku mulai membuat daftar pertanyaan tentang berapa besar prospek suatu usaha. Aku kalkulasi dan analisis usaha secara mendetail. Aku lumayan pandai membuat kalkulasi semacam ini dan pernah aku buktikan sendiri sehingga aku mampu meng-golkan pengucuran dana dari pemerintah sebesar 650 jt atas nama koperasi yang karena kejujuranku yang kelewatan membuatku didepak dengan sangat menyakitkan dan brutal sehingga Binbin lahir belum cukup umur. (maaf, hanya sekedar cerita, dan semoga belum masuk kategori sombong). Banyak aspek aku teliti. Banyak usaha memiliki peluang.
Urusan kedua setelah itu adalah modal. Maaf, modal memang urusan belakang. Bukan karena pasti ada modal. Justru karena tidak ada modal itulah makanya kalkulasi dan analisis usaha aku dahulukan. Aku menganggap sebagai latihan dan proses menggunakan sel-sel kelabuku untuk lincah berorganisasi. Dan aku tahu, setiap kali sampai pada masalah dana,pasti usahaku mentog di tengah jalan.
Begitulah cerita pencarian usaha yang tepat session pertama. Semoga ada jodoh untuk melanjutkan ke session selanjutnya.
Tuesday, July 7, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
yang namanya bikin usaha terkadang kayak cari jodoh y mbak. Hrs ngeklik, cocok-cocokan
Iya. Betul banget.
Post a Comment