Thursday, July 30, 2009

Kerajinan dari kain Flanel dan Handuk


Satu minggu ini aku punya kebiasaan baru, searching di Google tentang Suvenir Towel Cake dan souvenir dari kain flanel. Aku penasaran banget dengan dua kriya itu. Dalam anganku, 2 kriya ini mudah dan aku bisa melakukannya, plus, modalnya tidak terlalu banyak. Ini contoh yang aku dapatkan:
Towel Cake
Sumber: Grosir Handuk

Souvenir dari kain flanel
Sumber: Ide keren

Tiap kali online, aku bertanya pada mbah Gugel (sebutan mesraku) yang huebat dalam menyimpan data dan jarang mengecewakanku. Tak puas dengan google, aku bertanya di multiply. Di sinilah aku menemukan banyak sekali ragam 2 kerajinan itu. Sayang sekali, belum ada yang mau membuka rahasia cara pembuatannya. Aku mulai bertanya di google book. Lumayan, tiap kerajinan aku menemukan satu ulasan bergambar.
Langkah selanjutnya adalah ketersediaan barang. Jepara kota kecil, dan aku yakin harganya akan jauh lebih mahal. Salah satu fasilitas yang bisa aku gunakan adalah pembelian secara online. Kembali Mbah Gugel dan Multiply memberikan jawaban. Ada beberapa toko yang muncul, Toko Kain Flanel, Ide Keren, dan Grosir Handuk.
Ini contoh kain flanel yang aku ambil dari ide keren:Banyak, ya ragamnya? Yuk kita berkreasi. Siapa tahu jadi peluangusaha kita.

Continue reading...

Saturday, July 25, 2009

Bisnis itu MUDAH, Mulailah bisnis anda sekarang juga, mulailah bekerja dari rumah


Aku punya sebuah artikel yang inspiratif, nih. Bagus sekali bagi teman-teman yang ingin belajar bisnis. Aku ambil dari blog Siswonugroho. Aku copast langsung dari sana tanpa edit.

Masih menjadi karyawan kantoran?, wah saya yakin Anda pasti sangat rugi. Kenapa rugi?, padahal gaji Anda besar dan banyak fasilitas dari kantor yang Anda dapatkan. OK, memang itu betul, tapi apa Anda merasa puas dengan pekerjaan yang selalu dipaksakan, peraturan-peraturan kantor yang serba mengekang dan keadaan dimana Anda dipekerjakan seperti sapi perah perusahaan. Mengapa Anda tidak memulai sendiri bisnis dan usaha Anda?.

Coba perhatikan orang-orang di sekitar Anda, apakah mereka sepenuhnya puas dengan pekerjaan mereka di kantor?, kebanyakan teman-teman saya pun mengalami hal yang demikian. Pekerjaan di kantor yang berat, jadwal yang sangat ketat dan terutama tidak ada nya motivasi untuk mengembangkan kemampuan Anda. Sulit rasanya untuk mengembangkan potensi diri jika Anda masih berkutat di dunia kantor yang kesemuanya serba ketat. Apa Anda tidak merasa jenuh dengan itu semua?.

Saya sarankan jika Anda dan kita semua untuk memulai menjadi entrepreneur. Seseorang yang memiliki bisnis sendiri, mau mengembangkan usahanya sendiri dan dengan segala kemampuan yang dia miliki. Tidak sulit untuk menjadi entrepreneur yang handal dan sukses, yang perlu diperhatikan hanyalah keberanian mengambil kesempatan, ketelitian dan kerja keras.

Untuk saat ini, hal yang patut Anda coba adalah bekerja di rumah Anda sendiri. Anda dapat memiliki usaha dan bisnis yang Anda sukai di rumah dan menjalankannya dari rumah. Anda tidak akan kesulitan dengan masalah jadwal, peraturan dan sebagainya, karena pekerjaan Anda hanya berkaitan dangan Anda pribadi. Di samping itu, Andalah bos nya, tidak perlu tunduk pada siapapun, kecuali diri sendiri.

Bekerja di rumah sendiri merupakan satu contoh bidang yang dapat Anda coba, dan masih banyak lagi yang lainnya. Yang paling penting adalah keuntungan yang Anda dapatkan pasti lebih jauh lebih besar ketimbang Anda bekerja sebagai karyawan di kantor. Seperti yang sudah saya bilang, bahwa Anda dapat memiliki usaha sendiri dan sekaligus menjadi bosnya, namun ada juga hal-hal lain yang menairk, seperti masalah waktu, kebebasan, pengembangan kemampuan diri dan gaji tentunya.

Banyak sekali kan kemudahan-kemudahan memulai usaha sendiri?. Saya yakin banget Anda sudah bosan dengan keruwetan dunia kantor, jadi keluar saja dari pekerjaan Anda dan menemukan pekerjaan Anda sendiri yang jauh lebih menyenangkan dan menguntungkan. Kesempatan sangat terbuka bagi kita semua. Anda dapat belajar dari berbagai pengalaman yang ada dan beberapa training entrepreneur. Saatnya Anda berani melepaskan status Anda sebagai karyawan dan berubah menjadi bos.
Continue reading...

Sepenggal cerita Ketiga – siasat menghadapi rasa iri dan cemburu Destin


Memiliki adek terbukti menjadi hadiah terindah bagi destin. Tak terkira rasa bangganya memiliki adek. Tak henti-hentinya peluk cium tulus dia berikan untuk adeknya. Namun apakah semua itu cukup? Tidak.
Jangan lupa pada kebutuhan dasar anak yang paling utama, yaitu keinginan untuk dicintai dan dilindungi. Mungkin kita sering merasa telah memberikan seluruh cinta kita kepada anak, berusaha adil, secara kualitas maupun kuantitas? Menurut siapa? Tentu saja hanya menurut orang tua. Karena jarang sekali orang tua yang mau membayangkan bagaimana rasanya menjadi anak dan apa yang difikirkan anak.
Dahulu aku pernah berdebat dengan saudaraku yang tak pernah berhenti merasa bersalah kepada anaknya yang kedua. Dahulu, sebelum kelahiran anak pertama, ekonominya sangat bagus. Pakaian, perhiasan, makanan, semua ada. Sejak kelahiran putri kedua, ekonominya jatuh sangat dalam. Mati-matian dia berusaha membelikan apa yang dahulu diterima sang kakak. Terlalu memaksa menurutku, karena dia merasa itulah yang patut dia berikan pada anak keduanya sebagaimana dia memberikan pada anak pertamanya dahulu ketika seusianya. Dan apakah dia memberikan yang sama pada sang kakak? Tidak sama. Dan apa yang terjadi? Pertengkaran demi pertengkaran antara kakak beradik yang seakan tak pernah berujung kecuali perceraian. Ya, solusi terakhir, sang kakak ikut aku, dan sang adek tetap bersama orang tuanya. Sungguh ironis karena sering tanpa sadar kita orang tualah yang mengenalkan rasa cemburu dan iri pada anak. Dua sifat yang terbukti menghancurkan umat manusia.
Rasa cemburu dan iri sangat mudah muncul, bagaimanapun usaha kita mencegahnya. Seperti yang aku alami. Banyak hal dapat aku perkirakan dan cegah, namun tetap saja ada yang lolos. Contohnya adalah keinginan Destin mengompol ketika melihat adeknya mengompol. Banyak hal negatif baru yang dilakukan Destin karena dia memprotes hak istimewa adeknya. Mengompol, menggigit jari, digendong, tidur ditemani sambil ditepuk-tepuk/dielus-elus. Hal-hal sepele yang luput dari perkiraanku. Sungguh sulit menjelaskan hak istimewa bayi ini pada Destin yang kritis. Banyak sekali bantahan dan penyangkalan yang Destin lontarkan. Berjam-jam diskusi dan kompromi. Akhirnya aku menerima saja kebiasaan baru Destin yang unik itu sebagai bagian dari proses pembelajaran baginya sambil terus berusaha mengurangi kebiasaan itu. Yah, tak ada kakak yang sempurna.
Memiliki adek terbukti menjadi hadiah terindah bagi destin. Tak terkira rasa bangganya memiliki adek. Tak henti-hentinya peluk cium tulus dia berikan untuk adeknya. Namun apakah semua itu cukup? Tidak.
Jangan lupa pada kebutuhan dasar anak yang paling utama, yaitu keinginan untuk dicintai dan dilindungi. Mungkin kita sering merasa telah memberikan seluruh cinta kita kepada anak, berusaha adil, secara kualitas maupun kuantitas? Menurut siapa? Tentu saja hanya menurut orang tua. Karena jarang sekali orang tua yang mau membayangkan bagaimana rasanya menjadi anak dan apa yang difikirkan anak.
Dahulu aku pernah berdebat dengan saudaraku yang tak pernah berhenti merasa bersalah kepada anaknya yang kedua. Dahulu, sebelum kelahiran anak pertama, ekonominya sangat bagus. Pakaian, perhiasan, makanan, semua ada. Sejak kelahiran putri kedua, ekonominya jatuh sangat dalam. Mati-matian dia berusaha membelikan apa yang dahulu diterima sang kakak. Terlalu memaksa menurutku, karena dia merasa itulah yang patut dia berikan pada anak keduanya sebagaimana dia memberikan pada anak pertamanya dahulu ketika seusianya. Dan apakah dia memberikan yang sama pada sang kakak? Tidak sama. Dan apa yang terjadi? Pertengkaran demi pertengkaran antara kakak beradik yang seakan tak pernah berujung kecuali perceraian. Ya, solusi terakhir, sang kakak ikut aku, dan sang adek tetap bersama orang tuanya. Sungguh ironis karena sering tanpa sadar kita orang tualah yang mengenalkan rasa cemburu dan iri pada anak. Dua sifat yang terbukti menghancurkan umat manusia.
Rasa cemburu dan iri sangat mudah muncul, bagaimanapun usaha kita mencegahnya. Seperti yang aku alami. Banyak hal dapat aku perkirakan dan cegah, namun tetap saja ada yang lolos. Contohnya adalah keinginan Destin mengompol ketika melihat adeknya mengompol. Banyak hal negatif baru yang dilakukan Destin karena dia memprotes hak istimewa adeknya. Mengompol, menggigit jari, digendong, tidur ditemani sambil ditepuk-tepuk/dielus-elus. Hal-hal sepele yang luput dari perkiraanku. Sungguh sulit menjelaskan hak istimewa bayi ini pada Destin yang kritis. Banyak sekali bantahan dan penyangkalan yang Destin lontarkan. Berjam-jam diskusi dan kompromi. Akhirnya aku menerima saja kebiasaan baru Destin yang unik itu sebagai bagian dari proses pembelajaran baginya sambil terus berusaha mengurangi kebiasaan itu. Yah, tak ada kakak yang sempurna.
Continue reading...

Sepenggal cerita Kedua - persiapan destin menyintai Binbin


Masih tentang relasi kakak beradik. Menyiapkan Destin menjadi kakak yang baik, membuatku harus mengatur strategi. (Aku memang terbiasa merencanakan setiap tindakan yang aku lakukan.)
Setelah berhasil membuat Destin mencintai calon adeknya yang masih di kandungan, pada kehamilan kesembilan, aku mulai membicarakan tentang kehadiran adeknya yang sebentar lagi nyata berada di depannya.
Aku mulai dengan menceritakan tentang mamanya yang akan tidur dengan adek bayi. Langkah pertama ini akau lakukan karena sudah 5 bulan ini Destin tidur sendiri. aku takut dia merasa tersisih jika aku tidur dengan adeknya sementara dia tidur sendiri.
Aku menceritakan tentang makanan bayi yang hanya berupa asi. Kebiasaan-kebiasaan perawatan bayi pun aku terangkan padanya, sebatas kemampuan Destin yang baru 3,5 tahun mencerna. Juga tentang keterbatasan aktivitas mamanya, berapa lama itu akan berlangsung dan mengapa.
Destin kecil mencerna cukup banyak informasi yang aku berikan. Pada hari kelahiran adeknya, aku memintanya bermain di sebelah sambil menunggu adeknya lahir. Aku melahirkan di rumah. Ketika Binbin lahir dan menangis, Destin langsung berlari ke kamar dan mencium adeknya. Dia senang sekali bertemu adeknya. Dia bangga memiliki adek laki-laki. Komentar pertamanya saat itu sangat sulit dilupakan, “Asyik! Aku punya teman bermain sepak bola! Ayo dek, kita maen!”
Usahaku berhasil. Pada bulan pertama, aku tidak mendapatkan perlawanan atau pertentangan dari Destin ketika hanya mengurus adeknya. Keberhasilan ini juga berkat ketelatenan papanya yang 100% ada untuk Destin sehingga Destin tidak merasa tersisihkan.
Tepat setelah selapan hari (36 hari), aku kembali menjadi mama Destin yang selalu ada untuknya, berjuang keras menyingkirkan rasa iri, cemburu, atau pertentangan yang biasa dialami ibu-ibu yang memiliki anak kedua tatkala anak pertamanya masih sangat membutuhkan kasih sayang. Tak jarang aku mengalah dan memberikan susu botol pada adeknya ketika sang kakak sedang mencari perhatian. Aku ingin destin berfikir bahwa aku tetap 100% ibunya, tanpa harus berbagi dengan adeknya.
Begitulah rahasiaku memiliki 2 anak dengan selisih umur yang relatif dekat. Jika rekan-rekan berencana memiliki anak lagi dengan selisih yang sangat dekat (mungkin dengan alasan repot sekaligus atau ingin memiliki keluarga besar), aku kira lebih baik tangguhkan dulu niat itu. Karena tak pernah mudah bagi anak kita. Meskipun sang anak sudah merengek meminta adek. Banyak sekali kasus kekerasan kakak kecil pada adek bayinya, mulai dari membekap bayi dengan bantal, manarik kaki mungilnya, memukul bayi, atau yang lainnya karena orang tua yang kurang bijak dalam menyiasati kebutuhan paling dasar anak , yaitu ingin dicintai tanpa berbagi. Pada usia balita, anak hanya mengenal aku dan aku, tak pernah mengenal arti kita dan kita.
Continue reading...

Sepenggal cerita pertama – persiapan destin menyambut Binbin


Siang ini ada teman yang berkunjung bersama anak dan suaminya. Ketika para papa berbincang-bincang tentang mebel, anak-anak bermain bersama, kami para mama bercengkrama membahas tentang anak. Temanku menyatakan keinginan anaknya yang baru berusia 2,5 tahun memiliki adek. Dia ingin meminta pendapatku tentang kehamilan kedua.
Pembicaraan ini membuatku refresh ke masa lalu, ketika aku menyadari kehamilanku dan meminta papanya merahasiakan kehamilanku dari Destin, minimal dalam satu minggu karena aku membutuhkan strategi dan waktu untuk mengabari kedatangan calon adeknya. Dalam waktu satu minggu itu aku mengajak Destin bermain ke rumah teman-teman yang memiliki anak bayi, mengajari beberapa lagu tentang kakak adek, kalau perlu mengarang dongeng. Aku ingin membangkitkan rasa ingin tahu Destin menjadi seorang kakak. Ini kulakukan karena Destin benar-benar benci pada anak yang lebih muda dari dia, terutama bayi.
Satu minggu kemudian aku mengajaknya having fun di pantai. Di sela-sela istirahat, aku bertanya tentang keinginannya memiliki adek. Jawabannya singkat. “Mau.” Dan dia menginginkan adek laki-laki.
Voila! Aku langsung menceritakan tentang calon adeknya yang ada di perut. Mungkin laki-laki mungkin perempuan. Tentu saja disela oleh keinginannya memiliki adek laki-laki. “Agar bisa bermain sepakbola dengan adek.” Katanya.
Beberapa strategi tetap aku jalankan. Aku memberi nama janin yang ada di perutku agar sang kakak dapat memanggilnya dengan mesra. (Aku juga memberi nama pada saat Destin masih janin). Aku ceritakan apa yang sedang dikerjakan adeknya di perut. Membangkitkan rasa sayang destin pada adeknya. Destin sering mencium perutku atau mendengarkan detak jantung adeknya. Sungguh menyenangkan.
Memang tidak selalu menyenangkan. Karena hamil kedua juga berarti menjaga hati Destin dari rasa iri atau tersingkir. Belum termasuk kebiasaan “jemarinen” atau manja yang berlebihan yang biasa terjadi pada anak pertama. Adakalanya sungguh berat menghadapi Destin yang merajuk, yang tiba-tiba menangis tak henti-henti tanpa sebab. Perilaku yang lazim dialami semua kakak yang akan memiliki adek.
Apapun itu, aku berhasil membuat Destin mencintai adeknya, menjadikannya kakak yang bangga akan adeknya, yang mau menjaga adeknya dengan penuh kasih dan mau mengalah pada adeknya. Bukan usaha yang mudah, tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin.

Continue reading...

Wednesday, July 22, 2009

Kenalan Sama Definisi Mompreneur dulu, ya?



Ketika aku iseng-iseng bertanya pada mbah Gugel tentang mompreneur, aku mendapat jawaban yang luar biasa banyaknya. Maklum saja aku lupa merinci permintaanku menjadi bahasa Indonesia saja. Surprise-nya, istilah ini sudah kondang sejak dulu. Karena penasaran, ku lanjutkan terus pencarianku.
Kalau dirunut dari artinya, lebih mudah kali, ya? Ini penggabungan 2 kata bahasa Inggris yang akrab dengan kita. Mom yang berarti Ibu, dan preneur yang berasal dari kata entrepeneur atau berwirausaha. Yup! Mompreneur berarti ibu yang berwirausaha atau memiliki usaha sendiri. Istilah bagi ibu-ibu yang ingin mengukir prestasi di bidang usaha, mengasah berbagai potensi diri, dan memiliki kemandirian finansial sehingga tidak tergantung pada suami. Maaf. Nih. Istilah ini jangan kamu gunakan jika kamu menjadi pegawai, yah?
Ternyata, jumlah mompreneur ini semakin hari semakin bertambah. Toko-toko kelontong di depan rumah bertambah tiap hari, jumlah catering melonjak tajam, demikian juga usaha lain yang berada tak jauh dari rumah. Semakin banyak ibu yang menyadari bahwa menjadi mompreneur berarti kemampuan meluangkan waktu untuk keluarga sekaligus berpenghasilan (dan ingat aktualisasi diri!) alih-alih terikat pada sebuah instasi atau pekerjaan yang “memaksa” sang ibu keluar rumah sehari penuh dan menyerahkan tanggung jawab rumah kepada pembantu.
Aku merasakan hal yang sama selama 4 tahun. Bekerja di luar rumah sejak pukul 7.30 pagi sampai jam 16.30 sore. Semua pengasuhan Destin kuserahkan pada ibu. Tak jarang Destin terpaksa ikut bekerja di gudang yang berisik dengan suara mesin amplas, maupun kotornya debu kayu jati yang tergesek mesin. :(
Setelah kelahiran Binbin 13 bulan yang lalu aku memutuskan berhenti bekerja dan mengaktualisasikan diriku dengan cara menulis blog sambil mencari ide apa yang cocok bagiku untuk menjadi real mompreneur. Do’akan cita-cita ini segera terkabul, ya?

Continue reading...

Monday, July 20, 2009

Terima Kasih Padamu Teman


1 bulan lebih aku tidak dapat online menggunakan kompi. Terasa banget bedanya. Dengan sedih terkadang aku berfikir, "Kok rasanya seperti ada yang hilang. Rasanya kembali ke jaman batu."
Jujur, nge-blog, blogwalking, berbagi komentar, rasanya menjadi kepuasan pribadi. Rasanya seperti berkunjung sekaligus berbincang-bincang dengan sahabat. Hanya bedanya, perbincangan itu lebih pribadi karena teman-teman menuliskan apa yang mereka rasakan dengan jujur dalam diary mereka. Seakan berkelana ke dalam ingatan mereka.
Satu-satunya penghubung adalah koneksi Facebook dan Yahoo! Messenger menggunakan hape sehingga aku merasa agak lebih baik.
Buat teman-teman, terima kasih atas kunjungan kalian, dan aku meminta maaf jika satu bulan ini aku tak jua mengunjungi kalian.
Seperti biasa, setelah lama absen, selalu ada perubahan "wajah" di blogku. Awalnya karena menghabiskan kuota yang masih banyak sekali pasca absen online berminggu-minggu (padahal pembayaran tetap sama :d), juga karena ingin eksplore.
Semoga teman-teman menyukai penampilan blogku yang baru ini.
Continue reading...

Tuesday, July 7, 2009

Award Dari Mbak Diyah


Satu minggu absen online, Alhamdulillah mendapat 2 award sekaligus dari Mbak Diyah. (Matur nuwun, mbak!) Waduh! Aku jadi terharu, nih. Blogku ini kan sepi award. Jadi ingat dulu waktu masih di blog lama yang aku delete. Waktu itu ada awardnya juga, tapi aku ga enak masukkan ke blog ini. (Maaf, ngelantur ke masa lalu. :d)
Langsung aja, ya?

Award pertama :

Award kedua:


Award kedua ini agak spesial karena bisa membantu kita menaikkan backlink. Tanpa basa-basi lagi aku langsung copast penjelasan dan peraturannya, ya?


PR yang pertama adalah kalian harus membagikan award ini kepada sepuluh teman kalian. Terserah siapa saja orangnya. Asalkan dia punya blog. Dan PR yang kedua khusus , kalian harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel kamu :


1. Antaresa Mayuda
2. Ranggagoblog
3. Buwel
4. Henny
5. Mas Yudie
6. Anazkia
7. Mbak Lidya
8. Ayank
9. Mbak Diyah
10. Susi

Tapi ingat, sebelum kamu meletakkan link diatas, kamu harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan traffik tambahan.

Nah, silahkan copy paste saja PR yang kedua ini, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website kamu di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.

Dan ummi akan berikan award ini untuk:
1. Mbak Dian - Bunda Aditya
2. Bunda Annin
3. Mbak Zilah
4. Irien
5. Bunda Kayla
6. Mama Zahra
7. Mbak Deasy Nor
8. Susi lagi
9. Mama Hanan
10. Mbak Penny

Teman-teman yang mendapat award di atas selamat, ya? Mungkin ada yang sudah pernah dapat, aku persilahkan ambil kembali. Bagaimanapun ini adalah rasa terima kasihku karena mengenal kalian, ibu, mama dan bunda hebat dan semoga pertemanan kita abadi, seabadi niat kita mengabadikan moment kita di blog. :)
Continue reading...

Menjadi Wirausahawati yang handal


Jujur, ini adalah bagian dari kegelisahanku selama ini. Pencarian yang panjang dengan banyak usaha, do’a, dan terutama ... MIMPI. Ya. Apalah artinya masa depan tanpa mimpi?
Beberapa tahun ini, kurang lebih 5 tahun, aku mulai gelisah. Aku bukan termasuk pribadi yang puas berdiam diri di sangkar emas dengan uang sekian untuk belanja dan menyenangkan hidup. Aku juga bukan pegawai yang baik karena aku merasa ditakdirkan menjadi seorang pengusaha (catat: BOS) besar. Itulah kepercayaanku, dan asaku.
Aku sangat mencintai ilmu baru. Jika gitar adalah istri kedua suamiku, maka buku adalah suami keduaku. Berjam-jam dalam satu hari aku bercengkrama dengan buku. Aku bersahabat dengan loper koran dan majalah. Topik favoritku adalah tentang wirausaha. Ide-ide kreatif terkumpul berjejalan di 3 almari bukuku. Aku ingin memulai usaha. “Aku ingin menjadi someone, not anyone!”
Masalahnya adalah, semakin banyak panduan yang kita gunakan, semakin jauh kita tersesat. Bagitu banyaknya ilmu wirausaha yang aku miliki membuatku tak jua memulai usaha. Ibarat tersesat di belantara ide. :)
Pilah-memilah adalah kegiatan pertama yang sering aku lakukan. Aku mulai membuat daftar pertanyaan tentang berapa besar prospek suatu usaha. Aku kalkulasi dan analisis usaha secara mendetail. Aku lumayan pandai membuat kalkulasi semacam ini dan pernah aku buktikan sendiri sehingga aku mampu meng-golkan pengucuran dana dari pemerintah sebesar 650 jt atas nama koperasi yang karena kejujuranku yang kelewatan membuatku didepak dengan sangat menyakitkan dan brutal sehingga Binbin lahir belum cukup umur. (maaf, hanya sekedar cerita, dan semoga belum masuk kategori sombong). Banyak aspek aku teliti. Banyak usaha memiliki peluang.
Urusan kedua setelah itu adalah modal. Maaf, modal memang urusan belakang. Bukan karena pasti ada modal. Justru karena tidak ada modal itulah makanya kalkulasi dan analisis usaha aku dahulukan. Aku menganggap sebagai latihan dan proses menggunakan sel-sel kelabuku untuk lincah berorganisasi. Dan aku tahu, setiap kali sampai pada masalah dana,pasti usahaku mentog di tengah jalan.
Begitulah cerita pencarian usaha yang tepat session pertama. Semoga ada jodoh untuk melanjutkan ke session selanjutnya.
Continue reading...

Back to

 

Sharing Mama Susi Copyright © 2009 Cosmetic Girl Designed by Ipietoon | In Collaboration with FIFA
Girl Illustration Copyrighted to Dapino Colada